![]() |
| Retakan Tanah |
Berdasarkan data yang ada di Desa Sindang Sari, rumah permanen yang mengalami kerusakan mencapai 133 buah. Kerusakan banyak ditemukan pada bagian dinding, pondasi bangunan dan bagian lantai terbelah. Sedangkan kerusakan rumah semi permanen pada bagian penyangga bangunan miring. Hal ini terjadi karena tanah terbelah dengan rongga retakan mencapai 50 Centimeter dan kedalaman 3 Meter.
Selain menyebabkan kerusakan pada bagunan rumah dan sarana ibadah, sedikitnya 300 orang warga terpaksa harus mengungsi ditempat pengungsian. Bahkan banyak anak-anak kecil yang ikut merasakan kesengsaraan kata Pejabat Sementara Kepala Desa Sindang Sari, Ayi Sulastini, Kamis (12/5/2016).
Menurutnya, seluruh warga saat ini menempati bangunan pengungsian di sebuah lapang Voli yang dibangun di atas tanah milik pemerintah desa. Bahkan mereka juga saat ini sudah banyak yang mengeluh sakit-sakit. Soalnya tempat pengungsian dianggap tidak layak.
"Banyak warga juga yang mengeluhkan sakit-sakit, mulai dari gatal-gatal dan diare," ucapnya.
Sementara salah satu warga yang menempati pengungsian, Siti (39), mengungkapkan, sejak mendiami pengungsian, dirinya bersama warga lainnya, sudah merasa tersiksa dengan situasi saat ini terjadi. Bahkan hampir tiap malam di hantui rasa ketakutan.
"Tiap malam takut, bencana besar datang secara tiba-tiba. Apalagi sekarang retakan tanah terus meluas," katanya.
Kesengsaraan menempati tempat pengungsian memang sangat dirasakan. Yang mana tempat tidur, makan dan mandi tidak layak. Dimana harus disatukan dengan pengungsi lainnya.
Dirinya juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Garut segera merelokasi ketempat yang lebih aman, serta membuatkan hunian yang layak bagi warga yang terkena bencana retakan tanah. Singkat Siti.
Hingga berita ini diturunkan pihak BPBD Kabupaten Garut belum bisa dimintai keterangannya.
